Tingkatkan Akses Keuangan, OJK Gencarkan 2025 di Tiga Kabupaten

IMG 20250503 WA0011 scaled
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menggelar rangkaian edukasi keuangan di tiga kabupaten yakni Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba.

RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menggelar rangkaian edukasi keuangan di tiga kabupaten yakni Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) 2025 yang bertujuan untuk mendorong inklusi keuangan dan memperkuat literasi masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

Kegiatan yang berlangsung secara serentak pada Kamis (24/4/2025) tersebut menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk pelajar, perangkat desa, pelaku UMKM, penyandang disabilitas, dan masyarakat umum. Edukasi dilakukan di tingkat kecamatan dan desa dengan menggandeng pemerintah daerah serta sektor jasa keuangan.

Bacaan Lainnya

Di Kabupaten Jeneponto, kegiatan dipusatkan di Kecamatan Binamu dengan melibatkan perangkat desa dan pelajar SMA Negeri 1 Jeneponto.

Sementara di Kabupaten Bantaeng, edukasi diberikan kepada masyarakat dan perangkat desa di Kecamatan Tompobulu serta kepada para santri di Pondok Pesantren DDI Mattoangin. Adapun di Bulukumba, kegiatan menyasar pelaku UMKM pada sesi pagi dan penyandang disabilitas pada sesi siang.

Deputi Direktur OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Amiruddin Muhidu, menekankan pentingnya menanamkan kebiasaan menabung sejak dini sebagai bentuk pembelajaran finansial.

Ia juga menyoroti perlunya pemahaman masyarakat terhadap karakteristik lembaga keuangan, baik konvensional maupun syariah, serta risiko dan bahaya dari penawaran investasi ilegal dan penipuan keuangan yang marak terjadi.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pemerintah setempat. Camat Binamu, Emil Ilyas, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan edukasi yang dianggap sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Ia menilai kegiatan tersebut mampu membantu masyarakat dan perangkat desa dalam membedakan aktivitas keuangan legal dan ilegal.

Senada dengan itu, Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mattoangin, Abdul Haris Nurdinme, menggarisbawahi pentingnya edukasi keuangan syariah bagi santri sebagai bekal menghadapi tantangan ekonomi masa depan.

Menurutnya, pengetahuan tersebut tak hanya bermanfaat secara pribadi, tetapi juga dapat menjadikan para santri agen perubahan dalam masyarakat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bulukumba, Muh. Ali Saleng, juga memberikan apresiasi dan menyebut kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Ia mengingatkan pelaku usaha agar lebih bijak dalam mengakses pembiayaan legal dan waspada terhadap layanan keuangan ilegal.

Selain UMKM, perhatian khusus juga diberikan kepada penyandang disabilitas. Para peserta diberi pemahaman tentang pengelolaan keuangan sederhana, pengenalan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses, serta edukasi perlindungan konsumen.

Kegiatan ini juga mendorong pembukaan rekening simpanan pelajar dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat di berbagai sektor sebagai bagian dari upaya peningkatan inklusi keuangan.

Pos terkait