SuperSUN PLN Ciptakan Keadilan Sosial dan Ekonomi di Wilayah 3T Sulsel

KOLABORASI
INT/KOLABORASI. Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani saat meresmikan listrik desa dengan teknologi SuperSUN di Dusun Lamiko Miko, Desa Waelawi, Kabupaten Luwu Utara.

PEMERATAAN listrik masih menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memastikan akses energi bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

LAPORAN: MAHATIR MAHBUB

MAKASSAR

Bacaan Lainnya

Pemerintah melalui PT PLN (Persero) terus berupaya membangun konektivitas digital pada infrastruktur kelistrikan guna memastikan pasokan energi stabil dan adil bagi lebih dari 270 juta penduduk Indonesia yang tersebar di berbagai kepulauan.

Hal ini juga sebagai langkah untuk memastikan agenda transisi energi bisa dirasakan masyarakat. Isu transisi energi saat ini menjadi perhatian masyarakat global terutama berkaitan dengan upaya untuk menyelamatkan bumi di masa depan dan menjaga keberlangsungan ekosistem makhluk hidup.

Transisi energi adalah proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan seperti panel surya, air, panas bumi, dan angin.

Pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali 2022, isu transisi energi menjadi salah satu isu prioritas yang menghasilkan kesepakatan seperti tertuang pada Deklarasi Pemimpin terutama poin 11 dan 12.

Dalam dua poin itu, dinyatakan pentingnya mencapai net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060 dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (Energi yang Terjangkau dan Bersih) untuk menyediakan stabilitas, transparansi, dan keterjangkauan energi bagi seluruh masyarakat.

Proses transisi energi bersih bukan hal yang mudah dijangkau. Merujuk data Kementerian ESDM, sampai tahun 2022, porsi penggunaan energi bersih (EBT) dalam bauran energi nasional baru mencapai 11,31 persen pada 2020, 12,2 persen pada 2021, dan 12,8 persen 2022.

Presentase ini merupakan pekerjaan besar sekiranya hendak mencapai target bauran energi bersih 23 persen pada 2050. Setidaknya ada dua cara yang dapat dilakukan Pemerintah dalam upaya mencapai target bauran energi bersih 23 persen pada 2025 dan target nol emisi karbon pada 2060.

Pertama, perlu adanya komitmen pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur energi bersih/EBT seperti pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT misal PLT surya, PLT air, PLT panas bumi, dan PLT bio.

Kedua, kolaborasi dengan sektor swasta dan dunia internasional. Transisi menuju energi bersih membutuhkan dana besar.

Di tengah keterbatasan anggaran akibat pemulihan pasca-pandemi Covid-19 dan dampak perang Rusia-Ukraina, pemerintah perlu menggandeng swasta dalam pendanaan pengembangan energi bersih.

Bappenas menyebutkan dibutuhkan dana 127 miliar dolar AS untuk mencapai target bauran energi bersih 23 persen pada 2025. Ada beberapa skema yang dapat ditawarkan misalnya penawaran green bond dan green sukuk serta kolaborasi dana filantropi swasta.

Bukan hal yang mudah melakukan transisi energi bersih untuk mencapai target nol emisi karbon tahun 2060. Akan tetapi, untuk menjaga keberlangsungan bumi dan makhluk hidup, komitmen dan kerja nyata bersama seluruh pihak harus diupayakan.

PT PLN (Persero) mendukung pemerintah dalam mengusung isu strategis G20 soal transisi energi bersih yang berkelanjutan. Dukungan itu diwujudkan melalui inovasi Sorong Ultimate for Electrifying  atau SuperSUN untuk melistriki desa di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

SuperSUN sendiri adalah pembangkit listrik tenaga surya individual dengan daya 900 Volt Ampere (VA) dilengkapi kWh meter prabayar. Sistem ini terdiri dari PV Panel berkapasitas 440 Wp – 700 Wp dan baterai berkapasitas 2 kWh.

Inovasi yang diciptakan insan PLN ini merupakan terobosan di tengah kondisi masih ada 346 desa gelap gulita dan 4.061 desa pra-elektrifikasi. SuperSUN menjadi solusi atas tantangan geografis lokasi pedesaan di kawasan 3T yang sulit dilayani.

Di Sulawesi Selatan, PT PLN (Persero) berhasil menghadirkan akses listrik bersih 24 jam bagi warga Kampung Menra di Kabupaten Sinjai, warga Dusun Lamiko Miko, Desa Waelawi, Kecamatan Malangke Barat di Kabupaten Luwu Utara, serta di Pulau Polewali, Pulau Saugi, dan Pulau Sapuli, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani saat meresmikan listrik desa dengan teknologi SuperSUN di Dusun Lamiko Miko, Desa Waelawi, memastikan teknologi ini kali pertama diterapkan di wilayahnya.

“Untuk Dusun Lamiko Miko ini, dulu sudah pernah kita usulkan ke PLN. Pada saat assesmen hasilnya tidak memungkinkan menggunakan cara konvensional, karena untuk pemasangan tiang tidak memungkinkan,” ungkap Indah Putri Indriani.

“Alhamdulillah dengan hadirnya teknologi SuperSUN dari PLN ini, masalah listrik bisa kita atasi di Lamiko Miko ini dan ini pertama diterapkan di Luwu Utara. Tentu kami selaku pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara sangat berterimakasih kepada PLN,” sambung Indah.

Indah berharap dengan hadirnya fasilitas listrik ini dapat berdampak pada peningkatan perekonomian, kualitas kesehatan dan pendidikan.

“Saya juga meminta kepada masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas ini agar pemanfaatannya bisa berkepanjangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Manager PLN UP3 Palopo, Rathy Shinta Utami, menjelaskan, SuperSUN merupakan program untuk menghadirkan listrik di wilayah 3T yang tak lagi harus bergantung pada BBM.

“Program ini bermula dari pilot project mewujudkan Papua terang, SuperSUN kemudian mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) demi mewujudkan energi berkeadilan. Program ini juga bertujuan untuk melistriki daerah 3T dengan penggunaan energi baru terbarukan dari tenaga surya,” jelas Rathy.

SuperSUN seperti genset yang menggunakan bahan bakar energi matahari. Karena itu, tidak ada emisi dari gas hasil pembakaran yang dikeluarkan SuperSun. Alat ini dapat dioperasikan secara hybrid dari energi terbarukan dan menyala 24 jam serta anti blackout.

Dilengkapi dengan storage baterai lithium, alat ini juga bisa digunakan untuk mengisi daya motor listrik dan memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga seperti kompor induksi atau alat elektronik lain.

Implementasi SuperSUN cukup sederhana dan sudah tersambung dengan gawai pelanggan sehingga dimonitoring secara online dan realtime mulai dari jaringan 2G (EDGE).

Di acara peresmian itu, PLN UP3 Palopo juga menyerahkan bantuan berupa dua prizer, bantuan listrik gratis untuk empat rumah dan satu masjid.

Di Pulau Polewali, Pulau Saugi, dan Pulau Sapuli di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), PLN berhasil melakukan pemasangan 118 unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan energy storage program Sorong Ultimate for Electrifying Surya untuk Negeri (SuperSUN).

Pulau Polewali termasuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Kehadiran listrik bersih ini pun dirasakan manfaatnya oleh warga.

Salah satunya Basir Daeng Liong, warga Pulau Polewali. Basir mengaku, kehadiran listrik PLN membantunya dan masyarakat sekitar lebih produktif.

Sebelumnya, masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan harus menempuh perjalanan ke daratan Pangkep sejauh 12,4 km melalui laut selama satu jam hanya untuk membeli es batu sebelum melaut mencari ikan. Dengan kehadiran listrik, Basir dapat menggunakan freezer untuk menyimpan ikannya.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran listrik dari PLN. Dulu, untuk mendapatkan listrik, kami harus mengeluarkan biaya Rp210 ribu per bulan untuk menyalakan genset, itu pun hanya dari pukul 18.00-22.00 saja. Saat ini, dengan listrik menyala 24 jam penuh, kami cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp50 ribu per bulan,” ujar Basir.

Ia juga menjelaskan bahwa selain untuk freezer, masyarakat juga memanfaatkan listrik untuk berbagai aktivitas rumah tangga seperti menggunakan pompa air, kulkas, dan keperluan belajar anak-anak di malam hari.

Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau mengapresiasi upaya PLN dalam melistriki wilayah kepulauan dengan memanfaatkan EBT, ia mengatakan hadirnya inovasi SuperSUN sangat bermanfaat bagi masyarakat dam dapat meningkatkan perekonomian.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah menghadirkan SuperSUN di ketiga pulau ini. Saya berharap masyarakat dapat menjaga keberlangsungannya,” kata Yusran.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, sebagai pemegang mandat ketenagalistrikan di Indonesia, PLN akan terus berupaya mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, tak terkecuali di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

PLN terus berinovasi dalam menghadirkan listrik bagi masyarakat di pelosok, salah satunya melalui program SuperSUN.

”Listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Untuk itu PLN berkomitmen mendukung Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan listrik andal dengan menghadirkan berbagai inovasi. Hal ini sesuai dengan pengejawantahan sila ke-lima Pancasila,” ujar Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, mengatakan SuperSUN merupakan bukti keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Ia berharap kehadiran listrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Listrik sangat penting dan vital dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang mayoritas adalah nelayan kini bisa menggunakan kulkas sebagai cold storage. Ikan menjadi lebih awet, penjualan meningkat, dan secara otomatis perekonomian juga bisa menjadi lebih baik,” jelas Budiono.

Budiono mencatat hingga Juli 2024, Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99%. Upaya ini juga menjadi bukti komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar dapat merawat aset PLN yang telah dipasang agar bisa digunakan secara maksimal.

“Mohon bapak dan ibu sekalian untuk menjaga aset tersebut. Jika ada gangguan, kami siap membantu untuk penanganannya. Saya optimis listrik ini akan membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari, serta membuka peluang baru untuk mengembangkan ekonomi lokal,” kata Budiono.(*)

Pos terkait