RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Jufri Rahman, menghadiri Rapat Koordinasi Sinkronisasi RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional), RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Sulsel, dan RUPMP (Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi) Sulsel Tahun 2025-2045. Kegiatan ini berlangsung di Baruga Phinisi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Kamis (13/2/2025).
Dalam sambutannya, Jufri Rahman yang mewakili Pj. Gubernur Sulsel Prof. Fadjry Djufry, menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis investasi dan unit usaha baru. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya pada APBN dan APBD dalam membiayai pembangunan.
Jufri Rahman juga menyampaikan bahwa program Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Asta Cita menekankan pentingnya investasi, hilirisasi, dan kemudahan perizinan usaha. Oleh karena itu, 80 persen dari total kebutuhan pembangunan Indonesia ditargetkan berasal dari investasi, baik asing maupun dalam negeri.
Investasi di Sulawesi Selatan terus mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2024, realisasi investasi di Sulsel mencapai Rp 14,035 triliun, dengan rincian Rp 5,623 triliun berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp 8,411 triliun dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sektor pertambangan masih menjadi penyumbang investasi terbesar di Sulsel dengan nilai Rp 4,020 triliun, disusul oleh sektor perumahan, kawasan industri, perkantoran, dan perdagangan.
Jufri Rahman menjelaskan bahwa Pemprov Sulsel terus bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dalam menyusun proposal investasi di bawah arahan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI melalui program Investment Project Ready to Offer (IPRO). Program ini telah dijalankan selama lima tahun terakhir sejak dibentuknya Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (PINISI SULTAN).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Wahyu Purnama, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah langkah strategis untuk menyelaraskan perencanaan investasi dengan visi pembangunan berkelanjutan di Sulsel. Forum ini menjadi wadah untuk membangun sinergi antara investasi, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata, sekaligus memastikan bahwa semua perencanaan sejalan dengan RPJPN 2025-2045.
“Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Focus Group Discussion antara anggota Pinisi Sultan, akademisi, DPRD, serta OPD terkait, dengan menghadirkan narasumber dari BKPM dan Bappenas,” ujar Wahyu.
Beberapa poin utama yang dibahas dalam forum ini antara lain rencana pembangunan jangka panjang Sulsel, strategi penanaman modal daerah, serta sinkronisasi kebijakan investasi dengan agenda nasional.
Wahyu berharap hasil dari kegiatan ini dapat menjadi acuan bagi daerah dalam menyusun proposal IPRO, yang menjadi bagian penting dalam program Pinisi Sultan 2025. Dengan strategi yang terintegrasi, diharapkan Sulsel mampu menarik lebih banyak investasi dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional.(*)