Pupuk: Pilar Ketahanan Pangan Menuju Kemandirian Pertanian Indonesia

Petani Setiarejo Lamasi
Petani di Desa Setiarejo, Lamasi, Kab. Luwu memperlihatkan proses pembibitan semangka pasca panen padi| Foto: Ist

RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem, degradasi lahan, dan meningkatnya kebutuhan pangan, pupuk menjadi kunci utama dalam mendorong produktivitas pertanian. Pemupukan yang tepat tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjadi fondasi bagi ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Sebagai negara agraris, Indonesia harus memperkuat kemandirian dalam produksi pupuk guna mengurangi ketergantungan terhadap impor. Swasembada pupuk menjadi langkah strategis untuk memastikan pasokan yang stabil bagi petani serta meningkatkan efisiensi produksi pertanian.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Kementerian Pertanian bersama Tim Brigade Pangan berada di garda terdepan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Bacaan Lainnya

“Kami tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada distribusi pupuk agar petani bisa mendapatkan akses yang lebih mudah dan terjangkau,” ujar Amran.

Salah satu solusi utama dalam mencapai kemandirian pupuk adalah dengan mengembangkan pupuk organik berbasis sumber daya lokal. Pupuk organik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. Pemerintah dan berbagai lembaga riset terus mendorong inovasi pupuk berbahan dasar limbah pertanian, kompos, dan mikroorganisme yang berperan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Agung, seorang petani muda dari komunitas Petani Muda Keren, menekankan bahwa penggunaan pupuk organik tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menurunkan biaya produksi.

“Tanah semakin subur, mikroorganisme hayati semakin banyak, sehingga hasil pertanian juga makin meningkat,” ujarnya dilansir dari kanal Youtube PROPAKTANI TV, Selasa (3/2/2025).

Selain pupuk organik, kemandirian dalam produksi pupuk kimia juga menjadi perhatian utama. Pengembangan industri pupuk dalam negeri perlu mendapat dukungan penuh agar ketersediaan pupuk tetap stabil, terutama pada musim tanam. Dengan pemanfaatan teknologi dan efisiensi produksi, diharapkan harga pupuk lebih terjangkau bagi petani kecil.

Pemerintah juga telah meluncurkan berbagai program subsidi pupuk guna memastikan petani tidak terbebani oleh harga yang tinggi. Namun, distribusi yang merata masih menjadi tantangan. Diperlukan sistem pengawasan yang ketat agar pupuk bersubsidi tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyatakan bahwa isu swasembada pangan menjadi semakin penting menyusul proyeksi kenaikan konsumsi beras serta pertambahan jumlah penduduk.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi produksi pupuk agar dapat memenuhi kebutuhan petani dan mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmad Pribadi.

Selain itu, Pupuk Indonesia terus memperkuat perannya dalam memberikan dukungan sektor pertanian melalui penyediaan pupuk berkualitas yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan semangat kemandirian dan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat. Pupuk sebagai faktor utama dalam produksi pertanian harus terus dikembangkan, baik dari sisi ketersediaan, distribusi, maupun inovasi.

Harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia bukan sekadar impian, melainkan visi yang dapat diwujudkan melalui kerja keras, strategi yang tepat, serta komitmen bersama dalam membangun sektor pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.(*)

Pos terkait