RUANGAKSLERASI.ID,MAKASSAR– Kejadian unik namun berpotensi serius terjadi dalam pertandingan BRI Liga 1 2024/2025 antara PSM Makassar melawan Barito Putera di Stadion Batakan, Balikpapan, Minggu (22/12/2024). Dalam pertandingan yang dimenangkan PSM dengan skor 3-2 ini, Pasukan Ramang diduga bermain dengan 12 pemain selama 43 detik.
Pada menit ke-90+6, gelandang PSM, Akbar Tanjung, mengalami cedera dan harus meninggalkan lapangan. PSM Makassar kemudian melakukan tiga pergantian pemain pada menit ke-90+8. Tiga pemain yang masuk adalah Daffa Salman, Muhammad Arham Darmawan, dan Achmat Fahrul Aditia.
Namun, dalam proses pergantian tersebut, terjadi kekeliruan yang menyebabkan PSM memiliki 12 pemain di lapangan. Hal ini dipicu oleh bek Syahrul Lasinari, yang seharusnya keluar lapangan, namun tetap bertahan. Kondisi ini berlangsung selama 43 detik hingga peluit panjang ditiup oleh wasit Pipin Indra Pratama pada menit ke-99 detik ke-16.
Pemain Barito Putera, termasuk Nazar Nurzaidin, sempat memprotes kepada wasit terkait jumlah pemain PSM, namun tidak dihiraukan. Setelah pertandingan, keributan pun pecah antara pemain kedua tim, melibatkan protes keras dari Barito Putera yang merasa dirugikan.
Potensi Sanksi Berdasarkan Kode Disiplin PSSI
Insiden ini membuka potensi sanksi berat bagi PSM Makassar. Berdasarkan Kode Disiplin PSSI 2023 Pasal 56 ayat 1 poin vi, tim yang memainkan pemain secara tidak sah dapat dikenakan sanksi, termasuk dinyatakan kalah dengan pengurangan poin serta denda minimal Rp90 juta.
Pasal 28 Kode Disiplin PSSI menyebutkan bahwa:
- Tim yang dikenai sanksi dinyatakan kalah 0-3 pada suatu pertandingan.
- Jika selisih gol kekalahan lebih besar dari 0-3, maka hasil tersebut tetap berlaku.
- Poin tim tersebut akan dikurangi tiga poin pada klasemen resmi.
Dengan demikian, kemenangan PSM Makassar atas Barito Putera berisiko dibatalkan, dan mereka terancam kehilangan tiga poin di klasemen BRI Liga 1.
Respons dan Investigasi
Pihak PSM Makassar angkat suara mengenai kejadian itu. Menurut mereka, pergantian pemain ini memanfaatkan slot pergantian terakhir. Pergantian pemain telah dilakukan sesuai prosedur, termasuk menyerahkan formulir pergantian kepada wasit cadangan.
Setelah formulir diserahkan, wasit cadangan mengecek tiga pemain tersebut untuk memastikan ketiganya terdaftar dalam daftar susunan pemain (DSP) pertandingan. “Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti,” ujar pihak klub dalam keterangan tertulis, Minggu, dikutip dari Tribun Timur.
Tim “Juku Eja” mengatakan, pemain pengganti masuk atas arahan wasit cadangan, sementara pemain yang digantikan masih berada di lapangan karena tidak diminta meninggalkan lapangan oleh wasit utama. “Di mana pada keadaan tersebut menetapkan play on, sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan,” ucapnya.
Hingga saat ini, PSSI belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, kasus ini akan menjadi perhatian serius bagi Komite Disiplin PSSI. Jika terbukti ada pelanggaran prosedur pergantian pemain, PSM Makassar kemungkinan besar akan menerima sanksi sesuai regulasi.
Barito Putera juga diperkirakan akan mengajukan protes resmi terkait kejadian ini. Insiden ini menjadi sorotan besar di kompetisi BRI Liga 1, sekaligus menjadi pengingat pentingnya kepatuhan terhadap aturan pertandingan untuk menjaga integritas kompetisi.
Insiden bermain dengan 12 pemain ini dapat menjadi pukulan berat bagi PSM Makassar jika terbukti melanggar aturan. Selain merugikan reputasi tim, mereka juga terancam kehilangan poin yang berharga di klasemen. Keputusan akhir kini berada di tangan Komite Disiplin PSSI yang akan melakukan investigasi mendalam.(*)