RUANGAKSELERASI.ID, SORONG – Suasana ceria terpancar dari wajah-wajah para siswa di sejumlah sekolah di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, saat ompreng berisi makanan bergizi tiba. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah berjalan di kota ini mendapat sambutan hangat dari siswa, guru, hingga para orang tua.
Di dapur gizi Kota Sorong, puluhan petugas sibuk menyiapkan makanan sehat bagi ribuan anak sekolah. Kepala Dapur Gizi Kota Sorong, Indri Syifa, menjelaskan bahwa proses persiapan makanan dilakukan dengan cermat, dan anak-anak selalu menanti dengan penuh semangat.
“Saat pengantaran, anak-anak sangat antusias. Mereka ingin segera mengambil makanan. Menu yang kami sajikan juga beragam setiap harinya, dengan siklus menu selama satu bulan agar tidak membosankan,” ujarnya sebagaimana dilansir dari laman resmi Presden RI, Selasa (11/2/2025)
Meningkatkan Konsentrasi dan Kehadiran Siswa
Di SDN 37 Kota Sorong, program makan bergizi membawa perubahan besar. Kepala Sekolah, Martha Oktovina Bemey, mengungkapkan bahwa sebelumnya banyak siswa datang ke sekolah dengan perut kosong, sehingga kesulitan berkonsentrasi saat belajar.
“Tadi pagi ada anak yang tidak sarapan, jadi lemas. Apalagi saat belajar matematika atau mata pelajaran lain yang sulit, mereka tidak bisa fokus. Dengan adanya makan bergizi ini, saya melihat banyak siswa yang sebelumnya jarang masuk, kini hadir lebih rajin dan lebih semangat menerima pelajaran,” katanya.
Hal serupa dirasakan di SDN 12. Kepala Sekolah Johana Ruhulessyn menyebutkan bahwa program ini memberikan manfaat besar bagi siswa.
“Saat makan bersama, mereka sangat senang. Sebelumnya ada yang datang ke sekolah tanpa uang jajan atau sarapan. Sekarang, dengan adanya makan gratis, mereka lebih bersemangat dan lebih rajin masuk sekolah,” ungkapnya.
Dampak Positif bagi Keluarga dan Pola Makan Siswa
Petugas dapur, Septina Keilem, turut merasakan manfaat program ini dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak kini lebih memilih makan di sekolah daripada membawa bekal atau uang jajan.
“Dulu anak saya selalu membawa uang jajan ke sekolah, tapi sekarang dia bilang: ‘Mak, tidak usah bawa uang jajan, yang penting air minum saja.’ Itu karena dia lebih memilih makan di sekolah,” katanya sambil tersenyum.
Namun, tantangan tetap ada. Beberapa menu baru masih terasa asing bagi sebagian siswa. Martha Oktovina Bemey menjelaskan bahwa memperkenalkan makanan sehat memerlukan edukasi.
“Ada beberapa menu yang baru bagi mereka, sehingga awalnya terasa kurang pas di lidah. Tapi kami selalu mendorong mereka untuk mencoba, terutama sayuran seperti wortel yang kaya nutrisi,” ujarnya.
Meski demikian, ada juga makanan yang langsung disukai. Sayur kangkung menjadi favorit karena merupakan bagian dari makanan keseharian masyarakat Papua.
“Kalau sayur kangkung, pasti habis. Itu makanan yang sudah biasa mereka makan sehari-hari,” tambahnya.
Dampak Positif bagi Perkembangan Anak
Menurut Adomintje Yohana Sanggek, guru di SDN 39, program MBG tidak hanya mengatasi rasa lapar, tetapi juga mendukung tumbuh kembang anak-anak.
“Kami berharap ke depan anak-anak bisa lebih berprestasi karena mereka mendapat makanan sehat dan bergizi. Dengan asupan nutrisi yang baik, pertumbuhan mereka lebih optimal dan berat badan mereka pun seimbang,” katanya.
Manfaat program ini juga dirasakan oleh para orang tua. Juned Florens Waromi, salah satu orang tua murid, menyampaikan bahwa dengan adanya program MBG, anaknya lebih fokus di sekolah.
“Dulu mereka harus keluar sekolah untuk jajan, bahkan pulang ke rumah. Sekarang, setelah makan bergizi di sekolah, mereka tetap di kelas dan lebih konsentrasi belajar,” ujarnya.
Di akhir sesi makan siang, suara riuh anak-anak bergema di kelas-kelas. Sebelum kembali belajar, mereka serempak mengucapkan, “Terima kasih makanannya!”
Program Makan Bergizi Gratis ini bukan hanya tentang memberikan nutrisi yang cukup bagi anak-anak, tetapi juga tentang membangun kebiasaan sehat, meningkatkan semangat belajar, dan menciptakan generasi yang lebih kuat untuk masa depan.