RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Pi Network adalah proyek mata uang kripto yang diluncurkan pada 14 Maret 2019 oleh sekelompok lulusan Universitas Stanford, termasuk Dr. Nicolas Kokkalis dan Dr. Chengdiao Fan.
Proyek ini bertujuan mempermudah akses penambangan kripto bagi semua orang melalui perangkat seluler tanpa memerlukan perangkat keras khusus atau konsumsi energi tinggi seperti penambangan Bitcoin.
Berbeda dengan mata uang kripto tradisional, Pi Network memungkinkan pengguna menambang koin Pi langsung dari smartphone mereka. Proses penambangan dilakukan melalui aplikasi resmi Pi Network, di mana pengguna cukup mengklik tombol setiap 24 jam untuk menambang koin Pi. Pendekatan ini tidak menguras baterai atau data pengguna, menjadikannya ramah lingkungan dan mudah diakses oleh siapa saja.
Pada 20 Februari 2025, Pi Network resmi meluncurkan Open Network, yang memungkinkan konektivitas eksternal pada blockchain Mainnet-nya. Langkah ini memungkinkan koin Pi diperdagangkan di berbagai bursa kripto dan digunakan dalam transaksi di luar ekosistem Pi. Namun, beberapa hari setelah peluncuran, nilai koin Pi mengalami penurunan tajam sebesar 62,63% dari harga puncak US$1,97 menjadi US$0,737.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk aksi jual oleh penambang awal yang ingin merealisasikan keuntungan, belum terdaftarnya koin Pi di bursa utama seperti Binance, serta keterbatasan utilitas dunia nyata dari ekosistem Pi.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, beberapa analis tetap optimis terhadap potensi jangka panjang Pi Network. Dengan basis pengguna yang terus berkembang dan integrasi ke dalam pasar kripto yang lebih luas, koin Pi memiliki peluang untuk meningkatkan adopsi dan nilainya di masa mendatang. Keberhasilan Pi Network akan sangat bergantung pada adopsi massal dan kemampuannya untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan.
Salah satu keunggulan utama Pi Network adalah kemudahan akses penambangan melalui smartphone, yang memungkinkan siapa saja dengan ponsel pintar untuk berpartisipasi tanpa investasi besar. Selain itu, mekanisme penambangan yang ramah lingkungan menjadi nilai tambah di tengah kekhawatiran terhadap konsumsi energi tinggi pada penambangan kripto tradisional.
Namun, Pi Network juga menghadapi sejumlah tantangan. Keterbatasan utilitas dunia nyata dan belum terdaftarnya koin Pi di bursa kripto utama menjadi hambatan dalam meningkatkan likuiditas dan kepercayaan investor. Selain itu, penurunan nilai koin Pi pasca peluncuran Open Network menunjukkan volatilitas yang tinggi, yang dapat memengaruhi persepsi dan minat investor.
Pi Network menawarkan pendekatan inovatif dalam dunia mata uang kripto dengan mempermudah akses penambangan melalui perangkat seluler. Meskipun menghadapi sejumlah tantangan seperti volatilitas harga dan keterbatasan utilitas, proyek ini memiliki potensi untuk berkembang seiring dengan peningkatan adopsi dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan. Bagi calon investor, penting untuk melakukan penelitian mendalam dan memahami risiko yang terkait sebelum berinvestasi dalam koin Pi atau aset kripto lainnya.