RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mengeluarkan instruksi peningkatan kewaspadaan menyusul tren kenaikan kasus Covid-19.
Instruksi ini dikeluarkan sebagai respons terhadap potensi peningkatan kasus yang mengarah pada kejadian luar biasa (KLB) atau wabah.
Surat edaran yang ditujukan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota menginstruksikan sejumlah langkah antisipiatif, termasuk peningkatan kapasitas petugas kesehatan dan petugas Laboratoriun Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) dalam Penanggulangan Covid-19.
Memobilisasi Tim Gerak (TGC) dalam mendeteksi dan merespon sinyal potensi terhadap peningkatan kasus Covid-19.
Selain itu, Pemprov Sulsel mengimbau untuk terus memantau perkembangan situasi dan informasi global terkait kejadian Covid-19 melalui kanal resmi pemerintah dan WHO.
Kewaspadaan dini juga ditingkatkan dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI/SARI/Pneumonia/Covid-19 melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
“Jika terjadi peningkatan kasus potensial KLB, segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke dalam laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveilance (EBS) di aplikasi SKDR atau Public Health Emergency Operation Center (PHEOC),” tulisnya dalam surat edaran.
Pemantauan pemeriksaan spesimen COVID-19 juga dilakukan secara ketat melalui aplikasi All Record Tc-19.
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun ia mengklaim kasus virus corona itu tidak lebih dari satu persen. “Masih kecil sekali, masih di bawahnya 1 persen, ada peningkatan memang,” katanya saat mengunjungi RSHS Bandung, Selasa (10/6/2025).
Budi mengatakan peningkatan Covid saat ini merupakan varian Sub Omicron. Namun Budi kembali mengklaim bahwa sub omicron yang meningkat varian yang lemah. Sehingga bagi warga yang sudah vaksin Covid varian tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
“Alhamdulillah varian yang ini adalah varian sub-nya Omicron, jadi lemah. Selama teman-teman sudah pernah di vaksinasi, Insya Allah harusnya tidak ada kematian yang berlebihan,” katanya.
Lebih lanjut Budi mengatakan selama warga menaati protokol kesehatan alias prokes dan segera melakukan cek kesehatan kalau terkena flu atau batuk maka Covid yang sudah meningkat di ASEAN itu bisa dikendalikan. “Teman-teman tetap waspada, kalau ada batuk-batuk segera dites,” kata Budi,
Seperti diketahui, Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Covid-19 seiring peningkatan kasus di beberapa negara Asia.
Dalam edaran tertanggal 23 Mei itu dijelaskan memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, Covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia hingga Singapura.
Varian Covid-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).(