RUANGAKSELERASI.ID, INTERNASIONAL – Pelapor khusus PBB telah mengeluarkan peringatan serius mengenai situasi di Gaza, menyatakan bahwa kondisi di wilayah tersebut telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.
Reem Alsalem, Pelapor Khusus PBB tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan, pada Minggu (2/2/2025) menyebutkan bahwa serangan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina merupakan bagian utama dari “strategi genosida sistematis” yang dilakukan oleh rezim Israel.
Menurut Alsalem, pembunuhan terhadap perempuan Palestina hanya karena jenis kelamin mereka tergolong sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia menekankan bahwa penargetan perempuan secara sengaja serta penghancuran layanan kesehatan reproduksi di Gaza telah digunakan sebagai senjata dalam tindakan genosida Israel terhadap warga Palestina.
Dilansir dari Press TV, Senin (3/2/2025). Ia merujuk pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, yang melarang tindakan genosida yang bertujuan mencegah reproduksi dalam kelompok tertentu. Tinjauan komprehensif terhadap tindakan Israel, menurutnya, menunjukkan bahwa penghancuran sistem perawatan kesehatan, penelantaran bayi baru lahir, serta penciptaan kondisi yang tidak dapat ditolerir bagi wanita hamil dan menyusui merupakan bagian dari strategi genosida yang bertujuan menghancurkan sebagian atau seluruh penduduk Palestina.
Alsalem juga menambahkan bahwa sekitar 800.000 perempuan di Gaza telah terusir secara paksa dari rumah mereka, sementara hampir satu juta perempuan dan anak perempuan mengalami kerawanan pangan yang parah. Pernyataan ini muncul sekitar 20 hari setelah rezim Israel diduga mengakhiri perang genosida selama 15 bulan terhadap Gaza, yang telah merenggut nyawa sedikitnya 47.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Meskipun mengklaim telah mengakhiri serangan militer brutalnya, militer Israel dilaporkan masih terus melakukan pembunuhan terhadap sekitar 500 warga Palestina di wilayah pesisir tersebut.