RUANGAKSELERASI.ID, INTERNASIONAL – Sejumlah negara Arab mengecam keras keputusan Israel yang menghentikan masuknya seluruh bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Tindakan ini dinilai sebagai pelanggaran mencolok terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Hamas dan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk keputusan Israel tersebut, menyebutnya sebagai bentuk pemerasan dan hukuman kolektif terhadap warga Palestina. “Ini merupakan serangan langsung terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter internasional di tengah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan resmi Saudi dilansir dari laman Press TV Senin (3/3/2025).
Mesir juga mengecam langkah Israel yang dinilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza. Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa “tidak ada alasan yang dapat membenarkan penggunaan kelaparan dan pengepungan sebagai senjata terhadap warga sipil yang tidak bersalah, terutama selama bulan Ramadan.”
Yordania melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Sufyan Qudah, menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran berat yang dapat memicu eskalasi konflik lebih lanjut. Ia mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhi perjanjian gencatan senjata dan membuka kembali jalur bantuan.
Qatar juga menyatakan penolakan tegasnya terhadap penggunaan makanan sebagai alat perang. “Masyarakat internasional harus bertindak untuk memastikan masuknya bantuan secara aman, berkelanjutan, dan tanpa hambatan ke Gaza,” ujar pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Qatar.
Di sisi lain, Hamas mengecam penghentian bantuan sebagai bentuk “pemerasan murahan, kejahatan perang, dan pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata.” Kelompok perlawanan Palestina ini meminta mediator internasional untuk menekan Israel agar segera menghentikan tindakan hukuman terhadap lebih dari dua juta warga Gaza.
Keputusan Israel untuk menghentikan masuknya bantuan diumumkan hanya beberapa jam setelah fase pertama perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan Hamas berakhir. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa “mulai pagi ini [Minggu], masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza akan dihentikan.”
Langkah ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang melanda Gaza. Negara-negara Arab terus menyerukan agar dunia internasional bertindak untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat kembali masuk ke wilayah tersebut.(*)