RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Sekelompok peretas pro-Palestina mengatakan telah mencuri 2,1 terabita data dari polisi Israel, termasuk 350.000 dokumen sensitif, di tengah lonjakan serangan siber terhadap entitas Israel menyusul perang genosida rezim tersebut di Jalur Gaza.
Dalam sebuah posting di telegram pada hari Minggu, kelompok peretas Handala mengumumkan bahwa mereka telah mencuri berkas pribadi petugas polisi, termasuk profil psikologis dan informasi sensitif lainnya setelah meretas Polisi Israel.
Kelompok cyber itu lebih lanjut mengatakan mereka juga telah menembus server Kementerian Keamanan Nasional.
Situs berita terkemuka Israel, Walla, juga melaporkan bahwa informasi yang dirilis oleh Handala berisi alamat email, lisensi senjata, foto petugas polisi, dan dokumen rahasia, termasuk rincian tersangka dan penjahat terpidana, serta izin kerja pelaku kejahatan seks.
Menyusul laporan peretasan tersebut, polisi Israel mengklaim bahwa “sejauh ini polisi belum mengidentifikasi adanya penyusupan ke sistem kepolisian dan penilaian yang dilakukan adalah pembobolan dilakukan terhadap pihak ketiga yang menerima informasi dari polisi,” seraya menambahkan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian serangan siber yang dilakukan oleh Handala, sekelompok peretas pro-Palestina, telah menargetkan fasilitas rezim Israel, yang mengakibatkan kebocoran data militer sensitif, komunikasi diplomatik, dan informasi rahasia lainnya.
Pelanggaran teknologi tingkat tinggi ini, menurut para ahli cyber, telah mengganggu operasi reguler dan memperumit lanskap keamanan cyber bagi rezim Zionis.
Dalam operasi terbarunya, Handala mengumumkan pada awal Desember bahwa mereka meretas Silicom, dan menggambarkannya sebagai “perusahaan penyamaran Unit 8200 yang terbesar dan paling ditakuti.”
Handala mengatakan operasinya yang menargetkan Silicom merupakan tindakan balasan atas tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar, yang dibunuh oleh rezim Israel pada 16 Oktober.
Kelompok peretas ini juga terlibat dalam serangkaian serangan siber lainnya, merusak sejumlah situs web dan membahayakan akun sejumlah politisi terkemuka rezim Israel.
Di antara mereka yang menjadi sasaran adalah mantan Kepala Staf dan menteri luar negeri Gabi Ashkenazi, mantan menteri kabinet perang Benny Gantz, mantan perdana menteri Ehud Barak, dan mantan perwira senior di Mossad dan duta besar Israel untuk Jerman Ron Prosor.
Pada pertengahan April, aktivis peretas Handala berhasil menyusup ke sistem radar militer Israel dan menjatuhkan sistem pertahanan udara Israel yang banyak digembar-gemborkan, Iron Dome.
Kelompok tersebut memperkuat klaimnya dengan membagikan tangkapan layar yang mendokumentasikan peretasan radar.
Serangan siber multifaset ini juga menargetkan Rada Electronics, sebuah perusahaan teknologi militer yang bersekutu dengan tentara Israel, yang mengakibatkan pelanggaran yang diperkuat oleh gambar dasbor yang bocor.
Operasi Handala selanjutnya meluas ke perang psikologis, karena para peretas menyebarkan 500.000 pesan teks kepada para pemukim Israel, memperingatkan mereka tentang serangan yang akan segera terjadi.