Houthi Ancam Aksi Militer jika Trump Lanjutkan Pemindahan Warga Gaza

Palestine
Anak-anak Palestina merayakan gencatan senjata antara milisi Hamas Palestina dan Israel di Jalur Gaza yang resmi berlaku hari ini, Minggu (19/1/2025).

RUANGAKSELERASI.ID, INTERNASIONAL – Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik Al-Houthi, mengancam akan mengambil tindakan militer jika Israel dan Amerika Serikat tetap melanjutkan rencana mereka untuk mengosongkan Jalur Gaza dan memindahkan penduduknya ke negara lain.

“Dukungan kami terhadap bangsa Palestina dan para pejuangnya adalah tegas dan berprinsip. Kami akan berdiri di pihak mereka tanpa ragu,” ujar Al-Houthi dikutip dari Press TV pada Jumat (15/2/2025).

Ia memperingatkan bahwa jika AS berhasil menjalankan rencananya terhadap Gaza, Ansarullah tidak akan tinggal diam dan akan bertindak sesuai dengan tugas keagamaan mereka.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Al-Houthi juga menuding bahwa Israel melanggar ketentuan gencatan senjata dengan terus menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk bahan pangan dan tenda bagi warga Gaza. Ia menyebut bahwa pelanggaran ini didorong oleh pemerintahan AS, yang menurutnya sering mengingkari hak-hak Palestina.

Pemimpin Ansarullah itu juga menolak pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam akan membatalkan gencatan senjata di Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan semua tawanan Israel.

“Neraka adalah untuk Anda, Trump, dan semua tiran, penjahat, serta penindas seperti Anda,” tegasnya.

Al-Houthi mengecam rencana Trump untuk memindahkan warga Gaza, menyebutnya sebagai perampasan hak-hak Palestina yang hanya mencerminkan kebijakan agresif dan tidak adil. Ia menegaskan bahwa pemindahan paksa ini adalah bagian dari proyek Zionis yang bertujuan memperluas pengaruh Israel dan mengancam situs suci seperti Masjid Al-Aqsa.

“Trump, yang dulu meluncurkan ‘Kesepakatan Abad Ini’, kini berusaha melakukan ‘Kejahatan Abad Ini’. Rencananya bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan menghapus perjuangan mereka sepenuhnya,” tambahnya.

Al-Houthi mendesak negara-negara Arab untuk menolak keras rencana ini, karena menurutnya langkah tersebut dapat membawa konsekuensi serius bagi keamanan nasional kawasan Asia Barat.

“AS berupaya menjebak negara-negara Arab dalam skandal besar yang bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri,” pungkasnya.(*)

Pos terkait