RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR — PT Angkasa Pura I menghadirkan gebrakan baru di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, dengan menyiapkan sejumlah fasilitas khusus bagi jemaah umrah.
Transformasi ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kenyamanan dan pengalaman keberangkatan bagi masyarakat yang menjalankan ibadah ke Tanah Suci.
Demikian disampaikan General Manager Bandara Sultan Hasanuddin, Minggus E.T. Gandeguai, Ahad (13/7/2025). Dia menuturkan, langkah ini merupakan bagian dari proyek besar pengembangan bandara yang kini telah mencapai 86% dan ditargetkan rampung pada akhir September 2025.
“Kami ingin menjadikan Bandara Sultan Hasanuddin bukan sekadar tempat transit, tapi pusat layanan umrah yang modern dan tertib,” ujar Minggus.
Sebagai bentuk konkret, sambung dia, pihaknya akan menyediakan lounge eksklusif untuk jemaah umrah dan keluarga pengantar.
Menurut dia, fasilitas ini dirancang agar para jemaah tidak lagi harus menunggu di lantai atau membawa makanan seadanya saat keberangkatan.“Saya biasa melihat jemaah harus duduk di lantai. Ini saatnya kita ubah cara pandang dan tata kelola bandara,” tegas Minggus.
Tak hanya itu, akan dibangun pula Lorong Umrah, yakni jalur khusus yang memisahkan jemaah umrah dari penumpang umum. “Skema ini terinspirasi dari Bandara Internasional Lombok dan diyakini mampu memperlancar proses keberangkatan sekaligus menciptakan suasana ibadah yang lebih khusyuk sejak dari tanah air,” jelas dia.
Inovasi lainnya yang siap dihadirkan adalah sistem pembelian oleh-oleh khas Arab langsung dari Jeddah dan Madinah melalui sistem kupon. Jemaah cukup menunjukkan kupon untuk mengambil oleh-oleh setibanya di Indonesia, tanpa perlu direpotkan membawa barang berlebih dari luar negeri.
“Ini solusi agar jemaah tidak kelebihan bagasi. Praktis, efisien, dan tetap bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarga di rumah,” jelas Minggus.
Dia menambahkan, dengan dominasi 93,6 persen trafik berasal dari penerbangan domestik dan perjalanan religi seperti umrah, strategi ini tidak hanya menjawab kebutuhan pasar, tapi juga mencerminkan karakter kuat dari pengguna utama Bandara Sultan Hasanuddin.
“Kami ingin layanan di sini setara dengan bandara internasional lainnya. Bandara ini harus menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan,” tutup dia. (*)