Air sebagai Wasilah Kehidupan, Refleksi Hari Air Sedunia 22 Maret

WhatsApp Image 2025 03 22 at 12.47.48
Hari Air Sedunia

RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret menjadi momen penting bagi Forum Komunitas Hijau Sulsel untuk mengajak masyarakat merefleksikan peran air dalam kehidupan. Tak hanya sebagai elemen ekologis yang menopang keberlangsungan makhluk hidup, tetapi juga sebagai wasilah ilahiyah—perantara spiritual dan ilmiah dalam menggerakkan kehidupan.

Menurut Ketua Forum Komunitas Hijau Sulsel, Ahmad Yusran, pemahaman akan air seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi ekologis semata, tetapi juga dari perspektif spiritual dan ilmiah yang lebih dalam.

“Air itu bukan hanya elemen fisik yang menopang kehidupan, tapi juga menjadi simbol dari proses alam yang diciptakan Tuhan untuk menunjukkan keteraturan-Nya. Dari fotolisis dalam fotosintesis hingga kehidupan manusia, semuanya terhubung secara ilmiah dan spiritual,” ujar Ahmad Yusran saat diwawancarai di Makassar, Sabtu (22/3/2025).

Bacaan Lainnya

Secara biologis, air memainkan peran sentral dalam proses fotosintesis yang menjadi dasar dari rantai kehidupan di Bumi. Di tingkat molekuler, air (H₂O) mengalami fotolisis—sebuah proses pemecahan oleh cahaya di dalam kloroplas tumbuhan. Dari proses ini, elektron dan proton dilepaskan, kemudian tereksitasi oleh cahaya matahari dan bergerak melalui rantai transpor elektron.

Hasil dari perjalanan energi ini berupa pembentukan energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH yang digunakan dalam sintesis glukosa. Glukosa inilah yang menjadi sumber energi utama bagi seluruh makhluk hidup. Tanpa air, proses ini tidak akan terjadi.

Namun, peran air tidak hanya berhenti pada proses biologis. Dari sisi spiritual, air juga mengandung pesan ilahiyah yang sangat mendalam. Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan:

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

Ayat ini menegaskan bahwa air bukan sekadar elemen material, melainkan media kehidupan yang telah Allah ciptakan dan arahkan untuk mengalirkan rahmat dari langit ke bumi. Air menjadi wasilah yang menghubungkan energi dari langit—dalam bentuk cahaya matahari—ke dalam kehidupan biologis di bumi.

Mengaitkan Ilmu dan Iman

Proses fotolisis yang kompleks menunjukkan adanya keteraturan dan keterhubungan yang terjalin antara zat, energi, dan hukum alam. Bagi mereka yang beriman dan berpikir (ulul albab), air bukan hanya molekul, tetapi juga tanda (ayat) dari keteraturan kosmik yang mengisyaratkan Kehendak Ilahi.

Ahmad Yusran menekankan bahwa air adalah simbol dari energi dan kehidupan yang seharusnya disyukuri dan dijaga dengan baik.

“Air mengajarkan kita tentang kesatuan energi, cahaya, dan kehidupan. Dalam setiap tetes air, ada pesan bahwa Tuhan mengatur segala sesuatunya dengan terukur dan sempurna. Dan menjaga air, bagi kami, bukan hanya tentang melindungi sumber daya alam, tapi juga mengakui kebesaran Sang Pencipta,” tambahnya.

Ibadah dan Tindakan Nyata

Bagi Forum Komunitas Hijau Sulsel, menjaga air bukan hanya tindakan ekologis, tetapi juga tindakan ibadah. Menghormati air berarti menghargai perantara kehidupan yang telah Allah amanahkan kepada kita.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat air sebagai sesuatu yang suci, bukan hanya sumber daya. Menjaga air adalah bagian dari ibadah kita sebagai makhluk yang diberikan amanah untuk merawat bumi ini,” tegas Ahmad Yusran.

Pada Hari Air Sedunia ini, Forum Komunitas Hijau Sulsel mengingatkan kita bahwa menjaga air bukan hanya tentang melindungi sumber daya alam, melainkan juga tentang mengembalikan kesadaran kita akan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Karena pada akhirnya, air mengajarkan kita tentang kesatuan energi, cahaya, dan kehidupan yang saling terhubung dalam harmoni yang indah.(*)

Pos terkait