RUANGAKSELERASI.ID, MAKASSAR – Dua belas Sekolah di Makassar tidak lagi menerima makan bergizi gratis (MBG) pasca penutupan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 02 Kecamatan Panakkukang.
Dua belas Sekolah tersebut antara lain SD Inpres Tamamaung 1, SD Inpres Tamamaung 2, SD Inpres Tamamaung 3, SD Negeri Tamamaung, SD Negeri Tamamaung 1.
Selanjutnya SD Inpres Karwisi 2, SD Inpres Panaikang 1/1, SD Inpres Panaikang 2/1, SD Inpres Pampang 1, SD Inpres Pampang 2, SD Rama Sejahtera, dan SMP Rama Sejahtera. Total 3.569 siswa dari 12 Sekolah tersebut tak lagi menerima manfaat MBG.
Koordinator Wilayah (Korwil) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Makassar, Abdillah Sattari, menegaskan bahwa isu pagu anggaran Rp6.500 per porsi yang disebut-sebut menjadi penyebab masalah, tidaklah benar.
“Mengenai pagu anggaran SPPG Panakkukang sebesar Rp6.500, dengan ini kami meluruskan bahwa informasi tersebut tidak benar,” ujar Abdillah, Senin (29/9/2025).
“Tidak pernah ada pagu anggaran Rp6.500 sebagaimana disebutkan oleh mitra,” tambahnya.
Dia memastikan bahwa pihak SPPG Panakkukang 02 mampu mempertanggungjawabkan makanan yang diberikan setiap hari kepada anak-anak sekolah dengan menu yang lengkap dan bergizi.
“Kami menegaskan bahwa SPPG Panakukang 02 dapat mempertanggungjawabkan makanan yang setiap hari diberikan kepada anak-anak, dengan menu yang lengkap dan bergizi dengan tidak membatasi pagu apapun,” sebutnya.
Lebih jauh, Abdillah meluruskan kabar bahwa pengurangan biaya makan per porsi bukanlah penyebab dapur tersebut dihentikan.
Kata Abdillah, penghentian dapur MBG Panakkukang 02 murni karena faktor prosedur. “Penghentian tersebut murni karena dapur MBG tersebut tidak memenuhi prosedur operasional (SOP),” jelasnya.
Ia mengungkap, mitra penyedia sudah beberapa kali menerima teguran dari Badan Gizi Nasional (BGN) terkait standar dapur, mulai dari sanitasi hingga pengolahan limbah yang tidak memadai.
“Ketika diberikan teguran untuk perbaikan SOP dapurnya, pihak mitra tidak melakukan perbaikan. Sudah dilakukan mediasi juga untuk perbaikan SOP dapur. Namun, tetap tidak diindahkan,” Abdillah menegaskan.
Atas kelalaian itu, ia menekankan bahwa penutupan sementara dapur MBG Panakkukang 02 tak bisa dihindari.
Dampaknya pun terasa langsung, baik kepada relawan yang tak lagi bekerja maupun anak-anak yang terhenti menerima makanan bergizi gratis. “Klarifikasi ini kami sampaikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan tidak terjadi kesalahpahaman,” kuncinya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Achi Solemenan meluruskan isu pengurangan harga per porsi MBG bukan penyebab berhentinya dapur tersebut beroperasi. Informasi yang ia himpun, dapur MBG tersebut tak memenuhi prosedur operasional (SOP).
Sanitasi hingga pengelolaan limbah SPPG Panakkukang 02 dinilai tidak penuhi standar kelayakan. “Protap harus sesuai yang ada sekarang, untuk izin operasional dan lain-lain. Misalkan dari segi sanitasi tidak terpenuhi, makanya mereka tutup,” ucap Achi di Balaikota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani, Senin (29/9/2025).
“Jadi bukan karena persoalan harga makanan. Lebih kepada proses sanitasi dapurnya, sama pengolahan limbahnya didalam,” sambungnya. Kata Achi, dapur MBG tersebut akan kembali beroperasi jika sudah memenuhi SOP. (*)